Rabu, 29 Februari 2012

Kado Terindah untuk Bumi Tercinta


Sudah berapa lama anda hidup di bumi ini? 15 tahun? 25 tahun? 40 tahun? 55 tahun? Berapapaun usia anda sekarang marilah sejenak tenangkan pikiran dan renungkan “…… (isi dengan usia anda sekarang) tahun saya hidup di bumi ini, apa yang telah bumi berikan pada saya?”
Bumi dengan segala yang ada diatasnya baik bergerak maupun diam memberikan berbagai macam kemudahan,kenikmatan hidup dan tantangan yang membuat kita semakin maju. Jika kita mencoba untuk menghitung seberapa besar yang diberikan bumi untuk kita, tentu kita akan pusing dengan deretan angka yang begitu mengular. Ya, saking banyaknya! Tuhan yang Maha Pengasih menciptakan bumi dengan segala yang kita butuhkan. Walau apa yang kita butuhkan tidak tersedia secara cling! Atau simsalabim. Ada yang butuh proses lama untuk mendapatkannya seperti mutiara dalam kerang. Ada yang butuh usaha untuk mengolahnya seperti besi. Namun,lihat! kita belajar arti kesabaran dan berusaha keras untuk mendapatkannya. Toh dengan berbagai macam jalan untuk memperoleh apa yang kita butuhkan, salah satu unsur kehidupan kita yang paling penting yaitu O₂ tersedia bebas di sekitar kita. Dan kita dapatkan itu tanpa bersusah payah. Tuhan menitipkan kasih sayangnya untuk manusia melalui bumi. Makanan,minuman,tempat tinggal,pekerjaan,hiburan tersedia di bumi ini. Tinggal kita sendiri bagaimana untuk mendapatkannya.
Sekarang setelah melihat betapa pemurahnya Tuhan dengan penciptaan bumi, adakah kita memikirkan “ apa yang telah kita berikan untuk bumi?”  ya pembaca “berikan” sebagai suatu balasan atas apa yang telah bumi berikan pada kita. Seperti teman yang mengharapkan kado balasan di hari ulangtahunnya begitupula bumi. Memberi tentu  jauh lebih baik daripada meminta. Apalagi meminta dengan memaksa atau menghiraukan batas-batas yang telah ditetapkan. Tentu bumi akan kesal dan menegur dengan caranya. Bencana yang tentu tak lepas dari campur tangan manusia. Banjir bandang, erosi,kebakaran hutan, perubahan cuaca yang ekstrem. Disadari atau tidak mungkin kita telah turut andil dalam menyakiti bumi kita tercinta.
“Berikan untuk bumi kado yang terindah dan abadi”. Namun bukankah tidak ada sesuatu yang abadi. Namun ada energi yang tidak akan musnah. Energi yang dapat berubah bentuk ke bentuk lainnya. Itulah yang dapat kita berikan untuk bumi. Energi itu dapat kita berikan diawali dengan perubahan sikap diri dalam kehidupan. Perilaku yang menyakiti bumi seperti boros energi listrik kita hilangkan. Juga turut kita ajak kawan-kawan kita untuk mensukseskan gerakan menyelamatkan bumi.  Lihatlah aliran energi yang terjadi. Kesadaran individu-individu dapat dibentuk melalui penyuluhan demi penyuluhan. Sedikit demi sedikit menjadi bukit. Semakin banyak orang yang akan turut menjaga bumi ini dengan energi positif.Tidak adanya illegal logging,penambangan yang sesuai peraturan, tidak merusak tempat tinggal makhluk hidup yang lain,membuang sampah pada tempatnya, melakukan  budaya 3-R dan masih banyak lagi yang dapat kita lakukan. Energi yang dirasakan bumi akan  memberikan feedback positif untuk kita dengan terjaganya lingkungan dan sumber daya yang kita butuhkan. Begitulah aliran energi itu akan terus berputar manusia-bumi,bumi-manusia. Manusia dan bumi sama-sama mendapatkan manfaat dari investasi energi yang ditanamkan. Mari kita berikan kado terindah untuk bumi dengan energi positif.

Senin, 27 Februari 2012

Investasikan Energi Bumi dalam Dirimu Segera!

Well well well. Akhir-akhir ini sering banget kita temuin berbagai aksi buat menjaga kelestarian dan kesehatan bumi kita tercinta. Mulai dari kampanye-kampanye 'save our energy for our next generation', kampanye buat nge-reduce pemakaian kertas dan tissue, juga seminar-seminar PKLH lainnya. Banyak orang yang ikut seminar dan peltihannya, tapi sedikit orang yang bener-bener concern dan sepenuh hati melakukan aksi-aksi nyata buat 'Ibu Bumi' tercinta.

Salah satu cara simple buat berkontribusi menyelamatkan bumi yang banyak dilakukan orang adalah dengan menggunakan alat elektronik dan daily equipment lain yang hemat energi. Misalnya pake AC yang makan energi yang tidak terlalu besar. Pake lampu hemat energi, pake kendaraan yang irit bahan bakar. Bahkan deterjen yang punya kekuatan cuci ribuan tangan! (Hahaha....) Sebagian mungkin dilakukan dengan kesadaran penuh untuk menyimpan energi bagi generasi masa mendatang. Tapi ngga sedikit juga yang melakukannya untuk menghemat pengeluaran dan tenaga sendiri. Hmmm.... Yah, sebenernya ngga salah sih. Tapi kalo niatnya buat nyelametin Bumi kan jadinya lebih keren tuh.

Ada beberapa hal yang harus kita sadari sejak sekarang, sejak muda, untuk bisa membangkitkan kembali Bumi kita dari sakitnya. Kita harus memahami bahwa konteks 'Investasikan Energimu untuk Bumi' itu bukan cuma dilakukan dengan aksi-aksi seperti yang sudah disebutkan diatas. Tapi bisa juga dilakukan dengan berbagai cara sederhana, yang penting bermanfaat.

Energi kita adalah energi bumi. So, sudah seharusnya kita berbuat untuk keselamatan kita dan bumi sebagai rumah bagi jutaan jenis makhluk diatasnya. Kebaikan seperti selalu belajar dengan giat, memberi senyuman kepada teman, bahkan sekedar mindahin barang dari jalanan sehingga orang yang lewat di jalan itu bisa termudahkan merupakan Investasi berharga bagi Bumi. Dan terakhir jangan lupa, semuanya dilakukan dengan tanpa pamrih, Ikhlas. Hal itu akan membuat semuanya menjadi lebih indah.

Minggu, 26 Februari 2012

Kompetisi Web Kompas Muda & Pertamina

Investasikan Ilmu untuk Investasi Energi Bagi Bumi
Kalau berbicara masalah energi, banyak yang bisa kita bahas,mulai dari pelajaran sekolah sampai masalah krisis energi di dunia. Mulai dari daur energi sampai permasalahan yang membuatnya terhambat. Mulai dari kekekalan energi sampai kehabisan energi (lhah, katanya energi kekal, kok sekarang kita krisis energi?). Yah, sejak SD, kita tahu tentang bagaimana energi berubah dari energi listrik jadi energi gerak, dari energi gerak jadi energi listrik dan sebagainya. Naik ketingkat SMP, kita tahu bahwa energi itu kekal. Nggak bisa hilang dari bumi, tapi dia-si energi-bisa berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Naik ke SMA, lebih banyak lagi yang kita pelajari, sampai ke rumus-rumus buat menghitung energinya aja kita tahu! Yah, tapi rumus hanya rumus kalau kita nggak benar-benarmendalaminya. Dan, bagaimana kita bisa menyelamatkan diri dari ‘krisis energi’ di bumi ini kalau kita nggak mendalami semua pelajaran yang diberikan guru-guru kita baik di sekolah ataupun luar sekolah. Dengan semua pelajaran itu, kita bisa menginvestasikan lebih banyak energi untuk bumi kita tercinta. Dengan semua pelajaran-pelajaran yang mungkin membuat banyak siswa pusing tujuh keliling itulah, kita bisa membuat tidak adaa lagi ‘krisis energi’di bumi. Karena, jika kita hanya terus-terusan mengeruk bumi untuk mendapatkan energi fosil atau lainnya untuk digunakan sehari-hari, kita tak akan mendapakan apa-apa selain ya… yang kita butuhkan. Tapi, kalau kita mulai investasi energi dengan investasi ilmu dalam diri kita masing-masing, banyak hal, nantinya, bisa kita dapatkan. Apalagi kalau kita aplikatif terhadap ilmu yang telah kita dapatkan (iya, jadi ilmunya nggak Cuma dipakai kalau ada ulangan saja, tapi juga digunakan dalam menghadapi setiap persoalan hidup). Dengan menginvestasikan ilmu, kita bisa mendapatkan lebih dari yang sekadar kita butuhkan. Karena orang berlimu, pasti tidak hanya terfokus dengan apa yang dibutuhkan saat itu, tapi juga apa yang orang banyak butuhkan ke depannya nanti, dan dampaknya bagi lingkungan hidup. Dengan banyak pertimbangan itulah, nantinya krisis energi akan hilang, dan lingkungan pun akan semakin baik. Mungkin, ini yang disebut dengan efek domino dari investasi ilmu di usia dini dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik di usia senja? “Ilmu lebih utama daripada harta. Sebab ilmu warisan para nabi adapun harta adalah warisan Qorun, Firaun dan lainnya. Ilmu lebih utama dari harta karena ilmu itu menjaga kamu, kalau harta kamulah yang menjaganya. (Ali bin Abi Thalib )”

Ditulis dalam rangka mengikuti Kompetisi Web Kompas Muda & Pertamina

Nuklir untuk Indonesia


Sekitar bulan Desember 2 tahun lalu, saya berkesempatan untuk mengunjungi PUSPIPTEK atau Pusat Penegmbangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bersama dengan teman-teman seangkatan saya dalam pembelajaran PKLH.
Di Puspiptek ini, kami dibagi menjadi 3 kelompok. Dan saya kebetulan masuk ke dalam kelompok yang akan berkunjung ke B2TE (Balai Besar Teknologi dan Energi) dari PUSPIPTEK. Di sana, sebelum benar-benar berkeleling ke  lab, kami mendengar penjelasan-penjelasan dari kepala laboratorium tentang bidang-bidang yang dikhususkan di B2TE.
Jadi B2TE ini merupakan salah satu unit kerja dari BPPT  yang dikhususkan di bidang energy. Dan ada 3 kompetensi inti yang menjadi konsentrasi  bagi B2TE ini, yaitu:
·         teknologi energy fosil
·         Efisiensi energy
·         Dan energy terbarukan
Yah… tapi saya menulis ini bukan untuk membahas B2Te, tapi apa yang menjadi konsentrasi dari balai ini. Menurut penjelasan dari pihak B2TE, ada beberapa permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Yang pertama terkait dengan bahan bakar- dimana kita semua sudah merasakannya-yakni suplai energy yang bermasalah. Yah, untuk masalah ini yang paling gampang contohnya adalah betapa mahalnya harga bahan bakar di Indonesia saat ini.
Masalah yang kedua terkait dengan kelistrikan yang menggunakan fosil, dimana harga bahan bakar ini disetarakan dengan harga dunia, sehingga menyebabkan adanya selisih harga yang jauh antara input dan output. (bagi para pembaca yang merasa statement ini salah, mohon dikoreksi ya…).
Kalau mau ditelaah lebih jauh lagi, sebenarnya banyak energy alternative yang bias digunakan untuk mengganti suplai bahan bakr fosil, diantaranya adalah energy matahari dengan penggunaan sel surya, dan yang lainnya adalah nuklir.
Yak, kita udah mulai masuk ke intinya. Nuklir. B2TE (saat saya berkunjung ke sana) pernah mengutarakan tentang nuklir sebagai energy alternative. Bagaimanapun, dengan menggunakan energy nuklir, kita bias lebih menghemat biaya dibandingkan dengan  menggunakan energi fosil. Karena, kata guru fisika saya, nuklir itu hanya membutuhkan sedikit uranium untuk menghasilkan energy berkilo-kilo watt. Namun, sebagaimanaupun besarnya energy yang dihasilkan, pasti juga menghasilkan resiko yang besar. Dan seperti yang sudah jadi rahasia umum kalau banyak orang yang menentang penggunaan energy nuklir ini.
Oke, lagi-lagi Kata B2TE, terkait dengan penggunaan nuklir di Indonesia ini, belum ada yang berani-sampai saat itu-untuk menandatangani pengambilan keputusan penggunaan energy nuklir di Indonesia. Banyak pula oranisasi-organisasi non pemerintah yang menentangnya.
Resiko penggunaan nuklir  memang besar, namun, kata kakak saya yang bekerja di BATAN, saat ini, sudah banyak kok yang ahli dalam bidang nuklir, sehingga kita nggak perlu lagi takut untuk pengadaan nuklir ini. Lagipula, dengan kondisi bumi saat ini yang sudah mulai semakin ‘panas’, memang nuklir baik buat menggantikan energi fosil yang terus-terusan mengemisikan gas karbondioksida yang mememerangkap panas matahari di bumi. Di samping itu, kita juga menghemat biaya produksi energi dan nuklir juga lebih mudah diangkut…..
Yah, saya bukannya mengkomporin buat pemakaian energi nuklir, tapi, saya Cuma mau bilang, saat ini, nuklir sudah banyak digunakan dan energi fosil sudah banyak ditinggalkan. Kita hidup di bumi, dan sudah seharusnya kita memberikan yang terbaik untuk lingkungan hidup kita yang nantinya berdampak pada diri kita sendiri. Dan kita sendirilah yang tahu mana yang baik buat diri kita dan mana yang buruk, apakah energi fosil masih baik atau energi nuklir buruk juga kita sebenarnya sudah tahu kok...Nah, jadi… Sudah saatnya kita berpikir maju, terlepas dari kapan hari kiamat datang…

Ditulis dalam rangka mengikuti Kompetisi Web Kompas Muda & Pertamina